Tuesday, May 23, 2017

Celana Cingkrang

Artikel, pencerahan





Dalam memasuki bulan Suci Ramadhan ini mari kita berupaya memperbanyak ibadah, mohon ampunan atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Perkuat ukhuwah Islamiah, saling mencintai sesama umat nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.

Di antara sesama Muslim tentu ada perbedaan; mari saling menghargai dan menghomati perbedaan itu. Justru adanya pebedaan itu menjadi indah, bila mengetahui dan memahami perbedaan itu.

Sering kita melihat ada seorang muslim atau rombongan muslim yang berjalan atau sholat dengan berpakaian celana cingkrang (di atas mata kaki). Tentu bagi  yang tidak memahami...akan heran melihat celana seperti itu. Kalau sebatas heran saja itu bisa diterima, tapi kalau memberi komentar apalagi komentar negatif....ini yang tidak boleh.

Maka perlu kita tingkat pengetahuan agama kita dengan membaca hal berpakain. Hanya dengan mengetahuinya baru cara pandang kita berubah.

If you don't learn you don't know.
If you don't know you don't change

Ungkapan di atas itu membuat kita jadi dewasa untuk menilai sesuatu yang kita belum tahu kenapa itu terjadi.

Kenapa ada Muslim yang berpakaian celana cingkrang?

Ada beberapa dalil yang mengharamkan isbal (menjulurkan pakaian di bawah mata kaki) jika karena sombong. Sebagian muslim mematuhi dalil ini, maka mereka memakai celana cingkrang.

Ada beberapa dalil yang bisa menjadi pegangan, tapi saya petik satu dalil saja:

Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

من جر ثوبه خيلاء ، لم ينظر الله إليه يوم القيامة . فقال أبو بكر : إن أحد شقي ثوبي يسترخي ، إلا أن أتعاهد ذلك منه ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إنك لن تصنع ذلك خيلاء . قال موسى : فقلت لسالم : أذكر عبد الله : من جر إزاره ؟ قال : لم أسمعه ذكر إلا ثوبه

“Barangsiapa menjulurkan pakaiannya karena sombong, tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat. Abu Bakar lalu berkata: ‘Salah satu sisi pakaianku akan melorot kecuali aku ikat dengan benar’. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Engkau tidak melakukan itu karena sombong’.Musa bertanya kepada Salim, apakah Abdullah bin Umar menyebutkan lafadz ‘barangsiapa menjulurkan kainnya’? Salim menjawab, yang saya dengan hanya ‘barangsiapa menjulurkan pakaiannya’. ”. (HR. Bukhari 3665, Muslim 2085)

Sebaliknya sahabat-sahabat kita yang bercelana cingkrang juga jangan menganggap pendiriannya yang paling betul.
Yg tidak memakai celana cingkrangpun tentu ada alasannya.
Saya tidak akan membuka diskusi dalam Blog ini, Tujuan saya menulis arikel ini ialah untuk meningkatan lagi ukhuah persaudaraan yang sudah terjalin baik, mari berbaur dan saling mencintai.

Semoga bermanfaat.


<meta NAME=”Description” CONTENT=”Dr Yamin Hasibuan, Info Terkini, Agama, Pencerahan, Renungan, Kata-Kata Mutiara, Puisi, Politik, Kesehatan, Artikel, Bisnis Online, Humor, Traveling “> <title> <head> <meta NAME=”keywords” CONTENTS=”celana cingkrang, Ramadhan ukhuwah Islamiah ”<head> <meta name =”robot” content=”index”> <meta name=”robot” content=follow”