Alhamdulillah, blog ini sudah menjadi media silaturrahmi. Cukup banyak orang Tapsel (Tapanuli Selatan) dan dari suku lain yang akses ke blog ini.
Terima kasih kepada Raja Siregar yang telah share saya Seruling Tapsel, berjudul: "Ungut-Ungut Na Dangol" yang artinya: Ungut-ungut =omomg-omong, curahahan hati. Na Dangol= Yang sedih, Susah (miskin?), kurang beruntung. Maka judulnya dapat diterjemahkan "Lagu seruling curahan hati orang sedih (miskin)"
Selamat menyimak:
Saya senang, mengingatkan saya semasa berumur sekitar 12-13 tahun, tinggal di Huraba. Secara alami seni budaya Tapsel telah mulai mengalir di darah saya. Saya bisa main seruling seperti itu (tidak sebagus itu).
Dengan seruling dasar yang sama telah meriahkan perjamuan adat dalam acara Bobby Kahiyang di bawah ini:
Full Bobby Kahiyang manortor di depan Raja-raja | Adat TAPSEL MANDAILING
Banyak lagi seni buadaya yang mulai merasuk diri saya seperti:
Markusip
Seni buadaya ini mungkin sudah tidak ada lagi sekarang. Markusip artinya berbisk-bisik. Si Pemuda mendatangi Pacarnya pada malam hari waktu orang sedang tidur. Melalui dinding dari luar (ada lobang kecil), si Pemuda dan Pacarnya berbisik-bisik dengan kata-kata dan pantun romatis. Saya baru mulai belajar dari senior saya, masih ada yang saya ingat pantun-pantun romatis itu seperti:
Lak lekatis, laut si Boga.
Saotik nai so dais, ma gayok hulala.
Maruyup-uyup:
Meniup uyup-uyup dari kejauhan kira-kira bisa didengar pacarnya. Uyup-uyup dibuat dari batang padi dibelit dengan janur kelapa atau daun enau (seperti terompet).
Seni budaya lain yang saya pelajari:
Main gitar, main catur, marsitogol, maronang-onamg, martulilla dll
Para pembaca dari Tapsel, bila punya video seni budaya di atas tolong share ke saya, nanti saya muat dalam Blog ini.
Terima kasih