Saturday, December 23, 2017

Bagiku, Ibuku Adalah Wanita Yang Paling Setia Yang Ku Banggakan

www.berimbang43.com   Label: Huraba Lahat

Pengantar

Berhubung tgl 22 Des kemarin sebagian besar orang merayakan Hari Ibu, maka saya juga ingin menulis mengenai ibu saya. Sebenarnya saya sendiri tidak begitu antusias dengan hari ibu, karena hari ibu itu diperingati hanya sekali dalam setahun dan bukan syariat Islam. Setiap saat adalah hari ibu bagi anaknya. Sangat ironis misalnya bilamana ada seorang anak ikut-ikutan merayakan hari ibu (sekalipun tidak tau asal-muasal hari ibu). Dia ikut-ikutan merayakan dengan mengucapkan selamat pada kaum ibu, menulis dan menyebarkan ungkapan yang indah-indah,....tetapi ia sendiri tidak patuh melaksanakan sholat, mendoakan ibunya sendiri. Apakah ucakapan dan acara yang mereka lakukan dapat langsung memberi manfaat bagi ibunya? Untuk meningkatkan kesadaran mencintai Ibu ya bermanfaat, tapi apakah betul-betul bermagna yang dikerjakan sekali dalam setahun itu? Mudah-mudahan yang getol dengan hari ibu juga seorang anak yang sholeh. Menurut ajaran Islam, yang paling bermanfaat bagi ibu ialah doa-doa anaknya setiap saat. Doa-doa anak kepada orang tua setiap saat, minimal 5 kali sehari sehabis sholat pardu. Kalau bisa, setiap shalat apa saja, setiap kejadian apa saja yang baik...berdoalah untuk orang tua....doa ini lansung membantu kedua orang tua tanpa melalui hari ibu. Tertuma bagi orang tua yang sudah meninggal, doa-doa inilah yang dapat membantu menyelamatkan mereka di akhirat. Doa-doa inilah yang mereka harapkan datang dari anak-anaknya setiap saat.. 


Hanya ilustrasi
Ibuku 

Ibuku menikah dengan ayahku dalam usia ideal sedang cantik-cantiknya. Dikaruniai 3 orang anak, laki-laki semua. Dalam perjalanan hidup, ayahku dipanggil duluan, maka kami 3 anaknya langsung dapat predikat anak yatim. Pada waktu itu kami tinggal di kampung Huraba Sipirok,  Indonesia belum merdeka, serba sulit di alam penjajahan. Kami tinggal dikampung menggunakan harta peninggalan ayah. Aku berumur sekitar 3 tahun, abangku 5 tahun dan adikku 1 tahun. Sejak ayah meninggal ibuku menjadi single parent, betapa berat hidup kami, betapa berat tanggungjawab ibu membesarkan kami. Ibuku adalah istri kedua dari ayah. Ibuku dipersunting ayah di kota Sorkam Kanan, dalam perjalanan hidupnya menyebar agama Islam. Ayahku H. Siddik Hasibuan menghabiskan hidupnya sebagian besar untuk berdakwah.

Kestiaan ibuku

Sebagai janda muda, cantik, polos, tentu banyak laki-laki yang tergoda. Signal-signal itu dapat saya tangkap sewaktu kami masih tinggal hidup bersama ibu. Tapi bagaimana ketahanan ibu tentang godaan dan kebutuhan biologisnya sendiri, kesetiaannya kepada almarhum ayahku....ini yang sangat saya banggakan. Ibuku tak pernah tertarik dengan pria lain kecuali ayahku. Patuh kepada ayah biarpun menjanda yang terus menjanda. Kepatuhan lain yang saya lihat, ibuku tak pernah membuat dirinya terpikat oleh pria lain. Ibuku tidak pernah bersolek, apalagi alat-alat make up tidak pernah menyentuh tubuhnya. Namun tanpa bersolek, tanpa makeup ibuku selain cantik hatinya, ia juga cantik alami!!!. Masya Allah.

Perjuangan membesarkan anaknya

Apa saja pekerjaan yang halal ia lakukan demi kami anak-anaknya. Ibuku pernah bikin kue-kue sederhana untuk dijual dikampung. Mengerjakan sawah sebagaiman layaknya petani di kampungku Huraba. Keputusan yang paling dahsyat ialah membolehkan aku ikut abang (dari istri pertama) sekolah di Lahat yang jaraknya dari Sumatera Utara ke Sumatera Selatan, ditempuh 3 hari lamanya  dengan bus. Betapa relanya ibuku melepaskan aku sendirian yang disertai linangan air mata....demi masa depan anaknya.

Kepolosan ibuku

Kepolosan dan ke-kampungan ibuku tetap tampak dalam kehidupannya. Mungkin ibuku tidak berani mengatakan ....yang sebenarnya ia lebih suka hidup di kampung dari pada di kota.....ia sering mengingat ayam-ayam piarannya yang ditinggal, kopi, padi dsb. Hal lain, pernah aku ditanya, kenapa orang dikota mandi di kamar mandi telanjang,...ia tidak bisa seperti itu, selama di kampung selalu pakai kain kalau mandi namanya basahan. Selama ikut dengan kami selalu beliau pakai basahan kalau mandi. Adat orang Batak, seorang laki-laki tidak pantas mengerjakan pekerjaan perempuan. Kalau saya membantu cuci kain, masak dll...selalu ditegur. "Jangan kerjakan pekerjaan perempauan". Sekalipun saya sudah berkeluarga, kalau ia melihat saya mengerjakan pekerjaan perempuan, pasti ia ambil dan kerjakan sendiri. Semula ibuku tidak faham, zaman sudah berubah, sekarang laki dan perempuan bekerja sama, tidak membeda-bedakan. Lama-lama ibuku paham.........

Kuburan ibuku di samping kuburan ayahku

Alhamdulillah, setelah saya lulus dan bekerja sebagai dokter beliau mau ikut bersama kami. Kemanapun kami pergi selalu kami bawa dan yang terakhir ibu berpulang ke rahmatullah dalam kasih sayang kami di rumah kami di Tangerang pada tahun 1986. Ibuku dimakamkan di pekuburan umum Sewan Tangerang. Setelah beberapa tahun ada ketentuan dari Pemda Tangerang. Kurburan umum Tegalsari akan dijadikan terminal bus. Sebagai gantinya, dibuat Pekuburan Umum baru dekat dengan bandara Soekarno-Hatta. Kami mendapat surat edaran agar kuburan ibuku dipindah ke pekubudan baru. Kami bertiga anaknya (abangku, aku dan adikku) berembuk. Kalau memang harus dibongkar dan dipindah, kami putuskan lebih baik dipindah ke kampung kami Huraba. Adikku bersedia membawa tanahnya dengan mobilnya ke kampung. Alhamdulillah, semua berjalan lancar, dibuat upacara penguburan lagi di Huraba, ibuku dikuburkan di samping kuburan ayahku.

Ibuku telah tiada, saya hanya bisa memberi sangu doa tiap hari, ....
Semoga doa-doaku diterima, ibuku dan ayahku dimasukkan kedalam surga, Aamiin.

KESELURUHAN

1. Pendahuluan
2. Usia Anak-Anak
3. Abangku Yg Di Lahat
4. Silsilah Dan Monumen Raja Hasibuan
5. Ibuku
6. Pendidikan SMA
7. Perguruan Tinggi
8. Bekerja di Prov NTB
9. Bekerja di Kab Dompu
10. Bekerja di Mataram NTB
11. Pindah Dari NTB, Bekerja di Jakarta
12. Bekerja di RS Sitanala Tangerang
13. Direkturku Seorang Dokter Tentara
14. Info kusta dalam Al Quran dan Injil
15. Presiden Soeharto Menerima Rombongan Orang Yang Pernah Mengalami Kusta
16. Gaung PORPENTANAS, Mr. Roychi Sasakawa Berkunjung ke Sitanala
17. Lady Diana Berkunjung ke RSK Sitanala
18. Sejarah Singkat RSK Sitanala

Subdit Kusta:
19. Supersibuk 1988
20. Saya dan Kita
21. Training Course in Khom Kaen, Thailand
22. Penderitaan/Susah Pada Kusta
23. Spadya & Spamen
24. Pencapaian Program MDT
25. Join Leprosy See The World

Pensiun
26. WHO Consultant (domestic)
27. WHO Consultant Kalimantan Timur
28. NLR National Consultant