www.berimbang43.com Label: Apa
Bagaimana anda menggambarkan rumah anda? Apakah perbedaan antara kata 'home' dan 'house'?
Kata ‘home’ bukan digunakan untuk membicarakan mengenai sebuah bangunan. Kata ini lebih digunakan dengan cara yang lebih penuh perasaan, untuk menggambarkan tempat dimana anda tinggal.
"I can't wait to get home and relax." (Saya tidak sabar ingin cepat pulang ke rumah untuk bersantai)
Kita menggunakan kata benda ‘house’ untuk membicarakan mengenai sebuah bangunan dimana orang tinggal.
"That’s my house, on the left." (Itu rumah saya, di sebelah kiri)
Jadi apa perbedaan antara kata ‘house dan ‘home?
Perbedaannya adalah ‘a house’ adalah struktur atau bangunan fisik, sementara ‘a home’ adalah tempat dimana anda tinggal, kata ini lebih memiliki hubungan emosional.
Adanya hubungan emosional dari penghuninya, tempat bergabung dengan anggota keluarga, bahagia dan betah ditempat itu, untuk istirahat, bergembira, bermain untuk anak-anak, bertemu anggota kelurga dapat mengelurkan curahan hati dengan keterbukaan.
Dapatkah House menjadi home?
Ya jelas dapat, bangunan House ditempati penghuni dimana mereka mempunyai hubungan emosional.
Daptkah Home menjadi House?
Ini bisa terjadi, bila penghuninya kehilangan hubungan emosional, hanya gedungnya saja yang tampak. Rumah yang bangunannya megah, mewah, tetapi tidak memberi kebahagian pada penghuninya,
Contoh:
Bangunan yang megah itu misalnya hasil korupsi. Keluarga semula berbahagia menempatinya, tetapi setelah ditetapkan kepala keluarganya korupsi dan dipenjarakan, maka rumah berubah menjadi gedung yang tidak nyaman, bahkan anggota keluarga mau meningglkan rumah itu.
Oleh karena itu perlu dijaga agar rumah tetap menjadi home.
Apa saja yang mempengaruhi home agar tidak menjadi semat-mata house?
Ada 2 faktor, dari dalam keluarga itu sendiri dan dari luar.
Faktor dalam keluarga:
Kurang harmonis, ada penghuni yang dominan yang memaksakan keinginannya sendiri yang harus diikuti misalnya dalam pengaturan fisik rumah (warna cet, perabotan, pengaturan taman). Kepala kelurga memberi mkanan yang tidak halal kepada keluarganya misalalnya hasil korupsi, maipulasi.
Faktor dari luar:
Baca cerita di bawah ini:
Satu keluarga hidup rukun dan damai dalam sebuah rumah kecil dan sederhana. Penghuni keluarga 5 orang, ayah dan ibu serta 3 orang anak. Walaupun rumah kecil, anak bergabung dalam kamar, bahkan ada yang tidur di kamar tamu, tetapi mereka tidak merasa rumah mereka sempit. Mereka bangga dengn rumah mereka berkembang dengan bahagia, karena tempat tinggal mereka adalah HOME....home sweet home.
Pada suatu hari rumah mereka ketempatan arisan ibu-ibu. Setelah selesai acara arisan, ada salah satu teman si ibu nyeletuk:
"Wah anak-anakmu sudah besar, ibu perlu rumah yang lebih besar dong, ....kan bapak bisa beli rumah kreditan".
Sejak itu si ibu ingat terus kata-kata temannya ... sehingga yang tadinya rumah terasa lapang, sekarang terasa sempit. Maka pada suatu hari dikemukakannyalah kepada suaminya, merka bisa beli rumah kreditan. Sekalipun pendapatan suami pas-pasan, karena doronga si ibu terus menerus, maka akhirnya mereka menjual rumah kebanggan mereka dan membeli rumah kreditan.
Semula mereka bangga dengan rumah kereditan mereka. Setelah beberapa tahun berjalan pendapatan si ayah menurun, bahkan untuk membayar kredit bulananpun tidak cukup. Maka terjadilah mala petaka keluarga. Keharonisan sudah mulai berkurang, sering bertengkar saling menyalahkan dll.
Dulu mereka memiliki Home, rumah kecil tetapi mereka tidak merasa kecil karena mereka hidup bahagia di dalamnya. Sekarang mereka hidup dalam rumah besar, lebih bagus, tetapi mereka merasa hidup dalam rumah kecil, tidak bahagia karena kerja ekstra berat untuk melunasi kredit.
Semoga bermanfaat: