PENULIS artikel keagamaan (Islam) atau media Islam lazimnya mengakhiri tulisan dengan kalimat Wallahu a’lam( والله أعلمُ) yang artinya “Dan Allah lebih tahu” atau “Dan Allah Yang Maha Mengetahui”.
Sering ditambah dengan bish-shawab, menjadi Wallahu a’lam bish-shawab yang artinya “Dan Allah Mahatahu yang benar/yang sebenarnya”. Shawabi = benar/kebenaran.
Hal itu untuk menunjukkan, Allah Swt-lah yang mahatahu atau lebih tahu segala sesuatu dari kita. Hanya Allah yang Mahabenar dan Pemilik Kebenaran mutlak.
Kebenaran yang kita tuliskan itu relatif, nisbi, karena kita manusia tempat salah dan lupa.
Namun coba perhatikan, banyak yang keliru dalam penulisannya, yaitu dalam penempatan koma di atas (‘).
Jelas, Wallahu a’lam dan Wallahu ‘alam berbeda makna:
1. Wallahu a’lam artinya “Dan Allah Mahatahu/Maha Mengetahui atau Lebih Tahu”.
2. Wallahu ‘alam artinya “Dan Allah itu alam”, bahkan tidak jelas apa arti ‘alam di situ? Kalau ‘alaminatau ‘aalamin, jelas artinya alam, seperti dalam bacaan hamdalah –alhamdulillahi robbil ‘alamin.
Tentu, kesalahan penulisan itu tidak disengaja, salah kaprah aja alias kesalahan yang sering dilakukan, secara sadar atau tidak sadar, merasa benar –padahal salah—karena tidak ada yang mengoreksi.
Dalam kitab Shahih Bukhari kita menemukan sebuah hadits tentang ucapan Wallahu a’lam sebagai berikut:
Abdullah bin Mas’ud ra berkata:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، مَنْ عَلِمَ شَيْئًا فَلْيَقُلْ بِهِ، وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ فَلْيَقُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ، فَإِنَّ مِنَ العِلْمِ أَنْ يَقُولَ لِمَا لاَ يَعْلَمُ اللَّهُ أَعْلَمُ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ المُتَكَلِّفِينَ}
“Wahai sekalian manusia, siapa yang mengetahui tentang sesuatu, sampaikanlah. Dan jika tak tahu, ucapkanlah, ‘Allahu a’lam’ (Allah Mahatahu). Karena, sungguh, termasuk bagian dari ilmu, jika engkau mengucapkan terhadap sesuatu yang tidak kau ketahui dengan ucapan: ‘Allahu a’lam’. Allah berfirman kepada Nabi-Nya: ‘Katakanlah (hai Rasul): ‘Aku tidak meminta upah sedikit pun pada kalian atas dakwahku dan bukanlah Aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. ” (QS. Shad: 86) (HR. Bukhari)
Semoga bermanfaat.
Sumber, banyak artikel di internet, ini antara lain.

