Pengajian di masjid Jami Jabal An-Nur Bkt Golf pagi ini adalah kajian fiqih tentang UTANG.
Dalam Syariat Islam, berhutang adalah solusi terakhir yang dibolehkan untuk mengatasi ketidak mampuan keuangan untuk keperluan yang mendesak.
Pada suatu hari sahabat meminta Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa Sallam untuk menyolatkan mayit. Bagimana ceritanya simak hadists di bawah ini:
أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ كَانَ يُؤْتَى بِالرَّجُلِ الْمُتَوَفَّى عَلَيْهِ الدَّيْنُ فَيَسْأَلُ هَلْ تَرَكَ لِدَيْنِهِ فَضْلًا فَإِنْ حَدَثَ أَنَّهُ تَرَكَ لِدَيْنِهِ وَفَاءٌ صَلَّى وَإِلَّا قَالَ لِلْمُسْلِمِيْنَ صَلُّوْا عَلَى صَاحِبِكُمْ فَلَمَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْفُتُوْحَ قَالَ أَنَا أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ فَمَنْ تُوُفِّيَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فَتَرَكَ دَيْنًا فَعَلَيَّ قَضَاؤُهُ وَمَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِوَرَثَتِهِ.
“Sesungguhnya dibawakan kepada Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa Sallam jenazah seorang laki-laki yang mempunyai (tanggungan) hutang. Maka beliau bertanya, “Apakah ia meninggalkan (harta) untuk (melunasi) hutangnya?” Jika dikatakan bahwa ia meninggalkan (harta) untuk melunasi hutangnya, maka beliau menshalatkannya. Jika tidak, maka beliau mengatakan kepada kaum muslimin, “Shalatkanlah jenazah sahabat kalian (ini).” Ketika Allah membuka kemenangan-kemenangan atas beliau, maka beliau bersabda, “Aku lebih berhak atas kaum mu’minin atas diri mereka sendiri. Barangsiapa dari kalangan kaum mu’minin yang meninggal dunia dengan (tanggungan) hutang, pelunasannya menjadi tanggunganku. Dan barangsiapa yang meninggalkan harta, maka (itu) untuk ahli warisnya.” (HR. Bukhari Juz 2 : 2176).
Dalam kajian ilmu pagi ini, pencerahan dan tanya jawab sudah dilaksanakan, namun dalam atikel ini saya hanya menulis esensinya saja.
1. Rasulullah tidak bersedia menyolatkan mayit yang masih punya hutang dan tidak mempunyai harta yang ditinggal untuk melunasinya, ini memberi pelajaran kepada ummat manusia, selagi masih hidup harus segera melunasi utangnya, bila tidak maka yang meninggal mempunyai konsekuensi berat di akhirat.
2. Berhutang adalah solusi terakhir yang dibenarkan kepada orang tidak mempunyai kemampuan keungan dalam situasi yang sangat mendesak.
3. Penting pengetahuan fiqih tentang utang agar manusia jangan mudah berhutang, dan berhat-hati harus berpedoman kepada syariat Islam.
4. Begitu pentingnya pengetahuan fiqih utang, terbukti ayat yang paling panjang dalam Al Quran adalah mengenai utang (QS: Al Baqarah 282).
Allah Berfirman:
![]() |
Semoga tulisan ini bermanfaat.
