Pencerahan
Dengan teknologi yang canggih, video-video maupun gambar-gambar dapat direkayasa, persis seperti benar adanya.
Di bawah ini ada tips sederhana utuk analisis kebenaran video-video atau gambar-gambar di mediasosial tentang peristiwa-peristiwa video merekam malaikat. Saya bukan ahli IT, cuma saya mencoba analisis denga ketentuan Fiqih tentang pengertian-pengertian "YAKIN". Kalu foto-foto atau rekaman video peristiwa nyata misalnya hasil rekaman jurnalis langsung dari tempat kejadian kita mudah percaya...Haqqul Yakin. Tapi bila rekaman video ada makhluk gaib, (misalnya tanpak malaikat) kita harus berhati-hati untuk meyakininya. Simak video dalam perang di bawah ini (video 1), betulkan ada malaikat yang membantu. Jawabnya mungkin betul atau itu hanya rekayasa saja. Itu bisa saja direkayasa oleh non-muslim, dengan tujuan mengecoh kekuatan muslim (berani perang tanpa memperhitungkan kekuatan hanya menharapkan kekuatan gaib).
Ada juga penampakan malaikat paling jelas (video 2), betulkah itu ?
Simak 2 videogaib di bawah ini:
Referensi diskusi: Yakin ada 3 tingkatan:
1. ‘Ilmul Yaqin
Ini adalah tingkatan terendah dari suatu keyakinan orang yang beragama. Misalnya A mendapat pengetahuan bahwa di Jawa Tengah terdapat candi borobudur, padahal si A tidak pernah ke Jawa Tengah. Jadi pengetahuan si A hanyalah pada tataran teori belaka.
Seseorang yang beragama pada tingkat ini hanyalah yakin karena “kata orang”.
2. ‘Ainul Yaqin
Tahapan ini lebih tinggi dari yang ‘'Ilmul Yaqin. Si A pergi ke Jawa Tengah , ternyata ia melihat sendiri ada candi borobudur. Jadi si A bukan hanya tahu secara teori tapi ia telah membuktikannya dengan pergi ke Jawa Tengahdan melihat sendiri.
3. Haqqul Yaqin (Isbatul Yaqin)
Inilah tahapan keyakinan yang tertinggi. Dalam hal ini kita bukan hanya mendengar cerita saja bahwa di Jawa Tengah ada candi borobudur, namun kita mengalaminya sendiri dengan pergi ke Jawa Tengah. Kalau sudah ke Jawa Tengah dan melihat sendiri, masuk ke candi tersebut tentu keyakinannya sangat kuat sekali. Inilah kebenaran yang haq (nyata) dan terbukti (isbat).
Atas referensi diatas, mari kita terapkan ke video gaib.
'Ilmul Yakin
Video gaib secara ilmiah bisa dibuat. Bisa dibuat dari peristiwa yg seberanya (fakta) atau rekayasa.
Untuk membedakan kedua hal tersebut, maka harus melalui:
'Ainul Yaqin.
Jelas kita tidak bisa datang sendiri atau berada diseputar tempat petempuran untuk melihat kejadian yang sebenarnya.
Kita merujuk ke Fiqih misalnya,
Hakim tidak pernah melihat kejadian perzinahan. Tapi harus mengambil keputusan atas keyakinannya. Maka diperlukan minimal 4 saksi atas terjadinya perzinahan tsb.
Untuk video-video gaib, bila kita sedang berada di Indonesia, jelas tidak dapat mengahdirkan 4 saksi melihat kebenarannya. Kita hanya melihatnya yang dishare melalui mediasosial.
Oleh karena itu kebenaran video-video gaib hanya sebatas Ilmul Yaqin
Apalagi tahap Haqqul Yakin, jelas tidak bisa ditetapkan
Bisa saja video-vedeo gaib fakta, namum tingkat keyakinan yang dapat ditentukan untuk orang-orang yang tidak berada dan melihatnya sendiri, hanyalah sebatas 'ilmul Yaqin.
Semoga bermanfaat.

