Ucapan seperti ini sangat populer, tidak disertai Takobbalallohu minna wa mingkum
Ucapan ‘Minal aidin wal faizin’ ‘Mohon maaf lahir bathin’ merupakan ucapan Idul Fitri yang sangat populer di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Sudah menjadi tradisi saat Idul
Fitri, umat Islam Tanah Air akan meminta maaf satu sama lain. Mereka saling
berkunjung ke tempat keluarga, kerabat, sahabat, hingga tetangga. Satu sama
lain saling berjabat tangan dan mengucapkan “Minal ‘aidin wal faizin, mohon
maaf lahir dan batin.”
Dua kalimat sejoli ‘aidin dan faizin’
selalu akrab di telinga ketika hari raya tiba. Hingga sekarang, kalimat
tersebut masih banyak digunakan di televisi, radio, surat kabar, media sosial,
dan berbagai media komunikasi lainnya. Mulai dari pejabat negara hingga rakyat
biasa, selalu memakai kalimat yang tidak diketahui asal-muasalnya itu.
Benarkah kalimat itu yang disunahkan
untuk diucapkan pada hari raya? Ternyata tidak. Yang dicontohkan oleh
Rasululloh dan para sahabat (Sunnah): Taqobbanalallah minna wa mingkum. Yang
dijawab lagi dengan kalimat yang sama. Yang anehnya Sunnah ini kalah popular
dengan ucapan “minal aidin wal faizin” yang dilajutkan lagi dengan “mohon maaf
lahir bathin”.
Minal ‘aidin wal faizin’ merupakan
petikan dari bahasa Arab. ‘Aidin berasal dari kata ‘aidu yang artinya kembali.
‘Aidin merupakan bentuk fail (pelaku) yang menjadi jamak mudzakkar salim.
Jadi, aidin dapat diartikan
“orang-orang yang kembali”. Sedangkan, al faizina diambil dari kata kerja
(fiil) faza. Seperti halnya al ‘aiduna, al faizina juga menjadi jamak mudzakkar
salim yang berarti “orang-orang yang menang”.
Minal ‘aidina wal faizina dapat
diartikan “dari orang yang kembali dan dari orang yang menang/beruntung.” Jadi,
sama sekali kalimat tersebut tidak mengartikan mohon maaf lahir batin,
sebagaimana persepsi kebanyakan masyarakat awam.
Bagaimana di Arab dan tempat lain?
Kalimat minal aidin walfa izin asing
di telinga kaum Arab. Mengingat kata ini tidak populer di bangsa Arab sendiri
karena mereka tidak biasa mengucapkannya. Mereka menggunakan takobbanalallhu
minna wa minkum.
Beberapa tempat mempunyai ucapan khas
sendiri, seperti “Eid mubarak!” di Eropa, atau “Eid sa’id”, dan ucapan “Maaf
zahir batin” di Malaysia.
Dalam
kitab Dawawin Asy-Syi’ri al-Arabi ala Marri Al-Ushur Jilid
ke-19 halaman 182 disebutkan, kalimat minal aidina wal faizin ternyata
merupakan petikan dari lantunan syair pada masa Andalusia.
Penyair
bernama Shafiyuddin al-Huli membawakan sebuah syair yang mengisahkan dendangan kaum
wanita pada hari raya. Petikan dari salah satu syairnya itu terdapat kalimat
“Ja’alna minal ‘aidina wal faizina (jadikan kami dari orang-orang yang menang
dan orang-orang yang beruntung).”
Kalimat
minal aidin wal faizin mungkin saja dibawa dan dipopulerkan oleh
pedagang-pedagang Arab yang sekali gus berdakwah di Asia Tenggara. Namun
ditempat asalnya di Arab, kalimat minal aidin wal faizin tidak populer.
Jadi, minal ‘aidina wal faizina dapat
diartikan “dari orang yang kembali dan dari orang yang menang/beruntung.” Sama
sekali tidak mengartikan mohon maaf lahir batin.
Wallahu a’lam bishawab
Semoga bermanfaat