Monday, June 18, 2018

Asal mu-asal Minal Aidin Wal Faizin


Ucapan seperti ini sangat populer, tidak disertai Takobbalallohu minna wa mingkum


Ucapan ‘Minal aidin wal faizin’ ‘Mohon maaf lahir bathin’ merupakan ucapan Idul Fitri yang sangat populer di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

Sudah menjadi tradisi saat Idul Fitri, umat Islam Tanah Air akan meminta maaf satu sama lain. Mereka saling berkunjung ke tempat keluarga, kerabat, sahabat, hingga tetangga. Satu sama lain saling berjabat tangan dan mengucapkan “Minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.”
Dua kalimat sejoli ‘aidin dan faizin’ selalu akrab di telinga ketika hari raya tiba. Hingga sekarang, kalimat tersebut masih banyak digunakan di televisi, radio, surat kabar, media sosial, dan berbagai media komunikasi lainnya. Mulai dari pejabat negara hingga rakyat biasa, selalu memakai kalimat yang tidak diketahui asal-muasalnya itu.

Benarkah kalimat itu yang disunahkan untuk diucapkan pada hari raya? Ternyata tidak. Yang dicontohkan oleh Rasululloh dan para sahabat (Sunnah): Taqobbanalallah minna wa mingkum. Yang dijawab lagi dengan kalimat yang sama. Yang anehnya Sunnah ini kalah popular dengan ucapan “minal aidin wal faizin” yang dilajutkan lagi dengan “mohon maaf lahir bathin”.

Minal ‘aidin wal faizin’ merupakan petikan dari bahasa Arab. ‘Aidin berasal dari kata ‘aidu yang artinya kembali. ‘Aidin merupakan bentuk fail (pelaku) yang menjadi jamak mudzakkar salim.
Jadi, aidin dapat diartikan “orang-orang yang kembali”. Sedangkan, al faizina diambil dari kata kerja (fiil) faza. Seperti halnya al ‘aiduna, al faizina juga menjadi jamak mudzakkar salim yang berarti “orang-orang yang menang”.

Minal ‘aidina wal faizina dapat diartikan “dari orang yang kembali dan dari orang yang menang/beruntung.” Jadi, sama sekali kalimat tersebut tidak mengartikan mohon maaf lahir batin, sebagaimana persepsi kebanyakan masyarakat awam.

Bagaimana di Arab dan tempat lain?

Kalimat minal aidin walfa izin asing di telinga kaum Arab. Mengingat kata ini tidak populer di bangsa Arab sendiri karena mereka tidak biasa mengucapkannya. Mereka menggunakan takobbanalallhu minna wa minkum.

Beberapa tempat mempunyai ucapan khas sendiri, seperti “Eid mubarak!” di Eropa, atau “Eid sa’id”, dan ucapan “Maaf zahir batin” di Malaysia.

Dalam kitab Dawawin Asy-Syi’ri al-Arabi ala Marri Al-Ushur Jilid ke-19 halaman 182 disebutkan, kalimat minal aidina wal faizin ternyata merupakan petikan dari lantunan syair pada masa Andalusia.
Penyair bernama Shafiyuddin al-Huli membawakan sebuah syair yang mengisahkan dendangan kaum wanita pada hari raya. Petikan dari salah satu syairnya itu terdapat kalimat “Ja’alna minal ‘aidina wal faizina (jadikan kami dari orang-orang yang menang dan orang-orang yang beruntung).”

Kalimat minal aidin wal faizin mungkin saja dibawa dan dipopulerkan oleh pedagang-pedagang Arab yang sekali gus berdakwah di Asia Tenggara. Namun ditempat asalnya di Arab, kalimat minal aidin wal faizin tidak populer.

Jadi, minal ‘aidina wal faizina dapat diartikan “dari orang yang kembali dan dari orang yang menang/beruntung.” Sama sekali tidak mengartikan mohon maaf lahir batin.


Wallahu a’lam bishawab

Semoga bermanfaat


==============