Sunday, April 29, 2018

Ketidaktahuan, Tidak Peduli, Mengakibatkan Demam Berdarah Dengue (DBD) Sering Timbul

Pencegahan dan Pemberantasan DBD

Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD seperti juga penyakit menular lainnya didasarkan pada usaha pemutusan rantai penularannya. Pada penyakit DBD yang merupakan komponen epidemiologi adalah terdiri dari virus dengue, nyamuk Ades aegypti dan manusia. Oleh karena sampai saat ini belum terdapat vaksin atau obat yang efektif untuk virus dengue, maka intervensi dengan vaksinasi pada manusia belum  ada programnya. Pemberantasan ditujukan terutama memberantas vektornya. 


Pemberantasan Vektor 

Memutuskan mata rantai siklus kehidupan nyamuk.




Siklus hidup Aedes aegypti

Aedes aegypti disebut serangga holometabolous atau serangga yang siklus hidupnya melalui metamorfosis lengkap mulai dari telur, larva, pupa, dan tahap dewasa. Rentang hidup nyamuk dewasa dapat berkisar dari dua minggu sampai satu bulan tergantung pada kondisi lingkungan. Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti dapat diselesaikan dalam waktu satu setengah minggu sampai tiga minggu.

Telur

Setelah mengisap darah, nyamuk Aedes aegypti betina menghasilkan rata-rata 100 sampai 200 telur per fase. Selama hidupnya, nyamuk betina bisa memiliki hingga lima fase bertelur. Jumlah telur tergantung pada banyaknya darah yang diisap. Telur diletakkan pada permukaan yang basah atau air tergenang, misalnya lubang pohon dan kontainer buatan manusia seperti tong, ember, vas bunga, pot tanaman, tangki, botol bekas, kaleng, ban, pendingin air , dan lain sebagainya.
Telur Aedes aegypti, ukurannya sangat kecil sekitar satu milimeter, berbentuk lonjong memanjang. Ketika pertama kali diletakkan, telur tampak putih, tapi dalam beberapa menit berubah jadi hitam mengilap. Di iklim hangat, telur dapat berkembang dalam waktu dua hari, sedangkan di daerah beriklim dingin, dapat memakan waktu hingga seminggu.
Yang harus Anda perhatikan adalah: Telur yang sudah diletakkan, bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama, bahkan bisa sampai setahun. Begitu terkena air, telur akan segera menetas. Hal ini membuat kontrol nyamuk virus dengue sangat sulit.

Larva

Setelah menetas dari telur, larva memakan partikel organik di dalam air, seperti alga dan organisme mikroskopis lainnya. Sebagian tahap larva dihabiskan di permukaan air, meskipun mereka akan berenang ke bagian bawah wadah jika terganggu atau ketika makan.
Perkembangan larva tergantung suhu. Larva melewati empat fase hidup yang disebut instar. Tiga fase pertama berlangsung singkat, fase ke-empat memakan waktu sampai tiga hari. Panjang larva instar keempat adalah sekitar delapan milimeter. Larva jantan berkembang lebih cepat daripada betina, sehingga lebih cepat berubah menjadi menjadi kepompong. Ini juga wajib menjadi perhatikan: Jika suhu dingin, larva Aedes aegypti dapat bertahan selama berbulan-bulan selama pasokan air memadai. Pastikan tidak ada pasokan air untuk perkembangan larva di sekitar Anda.

Pupa

Setelah instar keempat, larva memasuki tahap pupa. Pupa dapat berpindah-pindah tempat dan menanggapi rangsangan. Pupa tidak perlu makan dan memakan waktu sekitar dua hari untuk berkembang menjadi nyamuk.

Nyamuk dewasa





Muncul dengan cara menelan udara untuk memperluas ukuran perutnya, sehingga kepompong terbuka dan muncullah kepala nyamuk sebelum terbang ke udara. Nyamuk yang sudah siap mengisap darah warnanya hitam dengan bintik-bintik putih. Nyamuk menggigit manusia pada siang hari.

Virus dengue

ada dalam perut nyamuk. Waktu nyamuk menggigit, virus keluar dengan tujuan mengencerkan darah agar dengan mudah diisap. Pada waktu inilah virus masuk ke tubuh manusia. Tergantung daya tahan tubuh, bisa sakit, bisa juga  tidak. Kalau sakit bisa dengan demam tinggi, bintik-bintik perdarahan, pusing, mual-mual dll. 

Obat

belum ada obat yang bisa membunuh virus dengue. Virus dapat menurunkan jumlah trombosit dalam badan. Pengobatan ditujukan mempertahankan kondisi badan dan memacu pembentukan trombosit. 

Awasi tempat ini!

Di dalam rumah.

1. Kontainer domestik atau barang apapun berbentuk wadah yang ada di dalam rumah Anda. Misalnya gelas, piring, toples, mangkuk, ember, kaleng, botol, tray dispenser, dan lain sebagainya.
2. Pot atau jambangan dan tray bunga atau tanaman hias. Di bawah pot, biasanya ada tray dan di dalam tray itu biasanya ada air tergenang.
3. Kontainer ornamental atau hiasan rumah berbentuk wadah yang dapat menampung air.
4. Tanaman. Tanaman yang tumbuh di atas tanah juga wajib Anda awasi. Tanah yang keras berpotensi memiliki cekungan tempat air menggenang. Lubang-lubang atau lekukan di pohon juga sebaiknya Anda tengok apakah ada air di situ.
5. Tempat cuci piring, tempat cuci tangan, bagian dapur yang basah.

Di luar rumah

1. Sampah, ban bekas, kaleng bekas dan berbagai kontainer domestik.
2. Selokan atau got di depan atau sekitar rumah dengan genangan air.
3. Saluran air yang tertutup.
4. Tanaman di halaman dan sekitar rumah serta tanah di sekitarnya.
5. Tebang pohon, misalnya pada bambu. Perhatikan tunggaknya bisa menahan air berbulan-bulan.
6. Daun-daun berukuran besar yang jatuh ke tanah, bisa juga menjadi wadah penampung air.
7. Bagi yang memelihara burung, perhatikan tempat air minum burung, harus sering diganti.

Dengan melihat luasnya kesempatan berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, maka upaya pencegahan yang paling utama ialah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh semua penghuni dari suatu komunitas.

Fogging abatisasi

Suatu tindakan pengasapan, ini efektif untuk membunuh  nyamuk. Tidak efektif untuk membunuh lava. Daya terbang nyamuk 100-200m. 
Pada saluran air yang tidak mengalir, maka kemungkinan ada larva, maka dilakukan abatisasi atau memasukkan ikan yang suka makan larva.

Cara memutuskan silkus nyamuk dapat sepeti pada leaflet di bawah ini. 


.