Koloni Kusat "Kanar", NTB
Kunjungan pada tahun 2003
Informasi Umum
Koloni
Kusta “Kanar” didirikan pada tahun 1949 diatas lahan 2.6 hektar. Pemukiman ini milik
pemerintah Kabupaten Sumbawa Besar (Dinas Kesehatan Kabupaten). Tujuan
didirikannya pemukiman adalah untuk isolasi dan merawat penderita kusta. Sepuluh
tahun yang lalu banyak penderita kusta telah meninggal karena usia lanjut
mereka. Saat ini ada 7 orang yang pernah mengalami kusta (OY{MK) masih
tinggal di pemukiman. Mereka sepenuhnya terintegrasi dengan desa
sekitarnya. Semua dari mereka adalah orang-orang lanjut usia. Lima
dari mereka adalah janda. Pada kenyataannya tidak ada lagi
pemukiman; penduduk telah terintegrasi ke dalam masyarakat; tidak ada
batas antara pemukiman dan masyarakat sekitarnya, tidak ada papan nama dari
pemukiman. Mereka semua sudah mandiri. Pemerintah hanya memberikan bantuan
sekali setahun selama Idul Fitri (50 kg
beras.
Tidak
ada fasilitas kesehatan di sini. Orang yang terkena kusta menggunakan Puskesmas
pembantu (pustu) untuk konsultasi kesehatan sama dengan orang lain. Ada
bidan untuk menjalankan klinik setiap hari di pustu tersebut. Puskesmas
terdekat ada sekitar 6 km dari Pemukiman.
Riwayat
hidup
Pada
kesempatan kunjungan telah diadakan wawanicara kepada 2 OYPMK tentang riwaya hidup
mereka.
OYPMK-1: wanita umur
50 tahun.
Saya lahir di Kabupaten Sumbawa Besar pada tahun
1952. Ketika saya berusia 15 tahun, ibu saya mengatakan bahwa saya memiliki bercak-bercak
di punggung saya. Setelah beberapa waktu bercak-bercak juga timbul pada
lengan dan seluruh tubuh saya. Saya pergi ke Puskesmas untuk
konsultasi. Dokter mendiagnosis saya kena kusta. Saya dan keluarga saya benar-benar
merasa khawatir. Saya diberi DDS dan saya minum dan mengambil secara
teratur. Saya tinggal dengan orang tua saya;teman-teman tidak hirau tentang
penyakit saya.
Pemerintah mendirikan pemukiman Kanar untuk pasien
kusta. Menurut kebijakan pemerintah daerah pada waktu itu, penderita kusta
harus tinggal di pemukiman.
Suatu hari seorang anggota petugas dari Departemen
Sosial datang untuk mengunjungi rumah saya. Mereka menawarkan saya untuk
tinggal di pemukiman Kanar secara gratis. Saya menerima tawaran itu dan
bergabung di pemukiman pada tahun 1970, pada waktu itu saya berumur 18 tahun.
Ketika saya berada di pemukiman selama 7 bulan, saya
menikah dengan seorang pria sehat yang tinggal di daerah sekitar
pemukiman. Pemerintah memberikan kami rumah, tanah untuk pertanian dan 2
ekor kambing. Kami memiliki 6 anak-anak, mereka semua sehat.
Tidak ada sumbangan rutin dari
pemerintah. Suami saya bekerja keras untuk mencari nafkah. Semua
anak-anak kita pergi ke sekolah umum. Situasi ekonomi kita tidak begitu
buruk karena kami memiliki lahan cukup untuk digarap. Kami memiliki standar
hidup yang sama seperti orang lain di lingkungan. Kami senang tinggal di
sini dan kami tidak ingin pergi ke tempat lain karena suami saya adalah dari
desa Kanar.
OYPMK-2: wanita berusia 50 tahun
Saya lahir pada tahun 1952. Ketika saya berusia 7
tahun, saya melihat bercak-bercak pada anggota badan saya dan ada penebalan
pada daun telinga saya. Orang tua saya membawa saya ke dokter untuk
konsultasi. Dokter mengatakan saya sakit kusta. Orang tua saya dan saya terkejut
tentang diagnosis ini karena kami tahu bahwa kusta tidak dapat disembuhkan. Dokter
menyarankan kami pergi ke Pemukiman Kanar untuk pengobatan, tapi kami tidak
mengikuti nasihatnya. Penyakit saya semakin berkembang. Satu kali mendapat
reaksi dan jari-jari saya menjadi cacat. Tenaga kesehatan setempat
bersikeras bahwa saya harus pergi ke Kanar. Akhirnya saya setuju dan pergi
ke sana untuk pengobatan. Aku diberi DDS dan prednison. Mereka
menawarkan saya untuk tinggal di Pemukiman kusta Kanar tapi yang saya menolak.
Suatu hari petugas Despsos datang mengunjungi rumah
saya. Mereka memotivasi saya untuk untuk tinggal di pemukiman kusta, semua
semua fasilitas dan pengobatan penderita
kusta gratis. Saya setuju dan bergabung pada tahun 1972, umur saya sudah
20 tahun.
Satu tahun kemudian saya menikah dengan seorang
penderita kusta di pemukiman. Pemerintah memberikan kami rumah, tanah dan
2 ekor kambing untuk pembibitan. Sejak ada krisis ekonomi, sumbangan dari
pemerintah telah dihentikan. Kami punya anak 6 orang, semua sehat dan dapat
sekolah di sekolah umum, kami sudah mandiri. Kami senang tinggal di sini dan
kami memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang sekitar pemukiman.
Bersambung.....ke Koloni Panda, Bima
Tulisan Lengkap, klik ini:


