Artikel, Renungan
Seseorang yang aktif berkomunikasi di medsos pasti sudah akrab dengan kata copas. Namun sejauh mana kebenaran dari copas itu masih perlu dianalisis. Info yg dikopas dapat saja: benar, hoax, menyerang, iseng ngerjain orang dll.
Contoh 1.
Copas:
Tadi subuh saya mendapat tel dari teman yang bertugas di Gazza. Pada hari ini telah terjadi pembantaian besar-besaran anak2 Palestina dengan keji. Mari kita membacakan doa... bla, bla, bla,
1minggu kemudan dapat copas yg persis sama. Bagi orang pertama kali membaca tentu lansung percaya dan berdoa. Tapi bagi yg sudah beberapa kali mendapat info yg sama.....menjadi geli, masak setiap subuh dapat tel, Bisa jadi ada yang usil ngerjain....
Contoh 2:
Ada testimoni, peneliti yg kena kanker akibat banyak dan lama kontak dg tanaman tertentu dalam melakukan penelitiannya. Info ini menjadi viral.
Kemudian ada klarifikasi dari Kesehatan dari negara bersangkutan bahwa itu tidak benar....tapi tidak menyertakan info testimoni tsb.
Kedua info ini bereder terus, copas, copas, terus copas. Bagi yg sudah sering mendapat kedua info itu, merasa itu akh ini pengulangan saja!. Tapi bagi yang baru petatama kali mendapat info pertama, merasa ketakutan karena di rumahnya banyak tanaman hias yang sama. Lantas ia bertindak langsung memusnahkan tanaman kesayangannya tsb. Beberapa hari kemudia baru dapat info ke 2 (klarifikasi dari Kesehatan) bahwa info itu tidak benar (belum ada bukti bahwa tanaman tersebut dpt menimbulkan kanker). Ia langsung merasa lemas, ternyata tidak betul, tanaman kesayangannya telah terlanjur dimusnahkan. Copas oh copas....oopy patse.
Contoh 3:
Ada pemberitahuan resmi dari Kemen Agama sbb:
Pada hari ini tgl...jam..matahari tepat berada di atas Kaabah. Mari kita sesuaikan kiblat masjid dengan cara, ...bla, bla.
Iseng, ingin ngerjain.
Ada oknum yg mau ngerjain petugas masjid. Dia copas pengumunan itu, tetapi tidak menyebut tgl nya (besok jam..). bagi petugas masjid baru pertama kali dapat info ini, langsung meyesuaikan arah kiblatnya. Pada hal anjuran dari Kemen Agama yang benar itu sudah berlalu 1 bulan yl.
Di bawah ini ada 2 info yang saya kopas lengkap sebagai contoh untuk direnungkan.
Info 1. Info ini telah dicopas terus menerus.
Mulai hari ini (tanpa tanggal) di RSCM mulai dipraktekan penyedotan plug (sumbatan) di vena/saluran darah ke jantung, jd ngga pake ring atau bypass lagi .
Semoga teknologi ini membawa kabar gembira....khususnya bagi mereka yg diditeksi adanya sumbatan tersebut.
Jantung Koroner Tidak Selalu Harus Pasang Ring atau Operasi.
Sehubungan dgn banyaknya kasus penyempitan pembuluh darah terutama di jantung yg dirasakan sebagai sesak napas atau napas terengah–engah atau cepat lelah (misalnya naik tangga), bersama ini di informasikan bahwa penanganan penyempitan pembuluh darah tsb TIDAK SELALU hrs dilakukan dgn pemasangan ring (Stent) atau bahkan operasi by pass.
Saat ini penanganan pembuluh darah di jantung yg menyempit dpt dilakukan dgn cara di infus. Cairan infus yg di import tsb mampu mengikis (membersihkan) plaque (gumpalan2 yg umumnya berupa calsium) pada bagian dlm pembuluh darah yg menghambat aliran darah. Tergantung dari parah atau tidaknya penyempitan tsb.
Dr. Yahya Kisyanto, yg alamat prakteknya di daerah Cikini, menggunakan dua macam cairan infus. Pengobatan penyempitan pembuluh darah dgn cara di infus ini biayanya sangat terjangkau oleh masyarakat umum dan sudah banyak pasien yg berhasil ditangani. Sebagai
Catatan :
1. Dr. Yahya Kisyanto merupakan dokter yg sangat senior di bidang Cardiologist & Internist - sangat sosial dan sangat membantu pasien, bahkan pasien yg datang pd hari Minggu pun dilayani.
2. Biaya yg dibebankan juga sangat sosial. Ada 2 - macam cairan infus yg digunakan harganya sekitar Rp 600 ribu dan Rp 1,3 juta – per infus - tergantung parahnya penyempitan. Harga ini jauh lebih sosial dibanding dgn klinik Cardiologi lainnya.
3. Jam praktek Dr. Yahya Kiswanto, dari jam 08 pagi sampai jam 14 siang dan sore jam 18 sampai jam 22 atau dgn perjanjian. Nomor telepon yg dpt dihubungi adalah (021) 319 – 25353.Klinik Abdi Medika (Cikini).
Informasi ini tidak ada salahnya Anda sebarkan kpd pihak lain untuk membantu sesama yg mungkin sedang membutuhkan.
Semoga bermanfaat.
wajib khusus utk kita..mengabarkan kebaikan...dimanapun....amiin👍
Smoga bermanfaat. 🙏
Info 2, Info ini beredar terus, tapi tak pernah menyertakan info 1.
Klarifikasi Penyedotan Gumpalan Darah Dan Atau Plak Arteri Coroner Jantung
Video: Megavac well-anchored to arterial wall
Sharing dr group sebelah:
Belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial ttg terapi/pengobatan penyedotan plak lemak utk mengatasi penyumbatan pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner). Banyak yg bertanya kepada sy baik pasien maupun dokter, bahkan dokter spesialis jantung yg mendapat kabar bahwa di RSCM hal tsb sdh dpt dilakukan (tidak ada tanggal kapan mulai?).
Apakah penyakit jantung koroner ( PJK) itu? PJK adalah proses penyumbatan akibat penumpukan lemak kronis ( plak aterosklerosis) di dlm arteri koroner.
Penanganan PJK dpt dilakukan dgn obat-obatan dan atau dengan tindakan intervensi (intervensi koroner perkutan= IKP).
Secara umum penanganan IKP pada PJK dibagi dua :
1. Penanganan dlm keadaan emergensi
2. Penangan secara terencana ( elektif).
Oleh bbrp faktor pemicu, bungkusan plak lemak tadi mengalami robekan dan memicu terjadinya pembentukan bekuan darah ( trombus) mendadak yg dikenal sebagai serangan jantung akut. Bila ini terjadi, maka diperlukan penanganan secara emergensi. Dlm keadaan serangan jantung, bekuan penyumbat tadi harus segera dikeluarkan utk mencegah kerusakan otot jantung yg luas yg dpt berakibat kematian.
Proses ini disebut IKP primer: pasien segera dibawa ke ruang tindakan kateterisasi. Pengeluaran bekuan darah alias trombus inilah yg dilakukan dgn penyedotan. Penyedotan bekuan dpt dilakukan secara manual dgn memasukkan selang plastik khusus (disebut kateter) ke dlm pembuluh jantung. Cara manual ini banyak kelemahan terutama bila ukuran dan jumlah bekuan cukup besar, maka akan banyak sisa bekuan yg tertinggal.
Oleh karena itu diciptakanlah alat penyedot otomatis (mekanik) seperti dlm video yg banyak beredar belakangan ini. Alat dua jenis alat penyedot yaitu Angiojet dan Megavec. K arena memakai mesin maka jumlah bekuan darah yg dpt disedot sangat banyak dan bersih dan bekuan liar yg lari ke cabang2 pembuluh lain dpt dicegah.
Setelah bekuan bersih, sumbatan lemak keras yg ada (plak aterosklerosis) dipecahkan dgn balon dan dilanjutkan dgn pemasangan ring/stent atau cincin jantung . Cincin jantung akan mencegah kolapsnya pembuluh koroner dan mencegah tumbuh kembalinya tumpukan plak lemak.
Jadi tdk benar bahwa plak lemak yg keras bisa disedot dan tdk perlu pemasangan cincin jantung. Yg bisa disedot adalah bekuan darah segar yg menyumbat akibat lecet/sobeknya bungkus pelapis plak (plaque)
Proses penangan PJK yg kedua adalah yg terencana (elektif). Sebagai tambahan penyedotan bekuan ini bisa dilakukan di pembuluh darah kaki dan pd bbrp kasus di pembuluh darah otak pada kasus stroke akut dgn tujuan yg sama: menghilangkan sumbatan akut.
Pasien yg terdiagnosis PJK dari pemeriksaan awal seperti treadmil test atau CT angio koroner, dilakukan pemeriksaan kateterisasi jantung utk klarifikasi. Bila terdapat sumbatan bermakna maka dilakukan upaya awal membuka plak lemak dgn balon.
Seringkali plak lemak ini keras seperti batu karang. Utk memecahnya diperlukan pengeboran (rotablation) dgn mata intan ukuran diameter mulai 0.75 mm sd 2 mm dgn kecepatan 200.000 rpm.
Bisa dibayangkan betapa kerasnya jenis plak lemak seperti ini.
Setelah plak lemak pecah, dilanjutkan dgn pembalonan dan pemasangan ring.
Jadi tdk benar bahwa ada alat yg bisa langsung menyedot dan membersihkan lemak seperti yg beredar dlm bentuk animasi belakangan ini. Apalagi yg sekeras batu karang tadi.
Mudah2an ulasan ini membantu klarifikasi apa yg sdg ramai di media sosial
By: Muhammad Yamin (Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan di FKUI/ RSCM)
Klarifikasi Penyedotan Gumpalan Darah Dan Atau Plak Arteri Coroner Jantung
Video:
Megavac well-anchored to arterial wall
Sharing dr group sebelah:
Belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial ttg terapi/pengobatan penyedotan plak lemak utk mengatasi penyumbatan pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner). Banyak yg bertanya kepada sy baik pasien maupun dokter, bahkan dokter spesialis jantung yg mendapat kabar bahwa di RSCM hal tsb sdh dpt dilakukan.
Apakah penyakit jantung koroner ( PJK) itu? PJK adalah proses penyumbatan akibat penumpukan lemak kronis ( plak aterosklerosis) di dlm arteri koroner.
Penanganan PJK dpt dilakukan dgn obat-obatan dan atau dengan tindakan intervensi (intervensi koroner perkutan= IKP).
Secara umum penanganan IKP pada PJK dibagi dua :
1. Penanganan dlm keadaan emergensi
2. Penangan secara terencana ( elektif).
Oleh bbrp faktor pemicu, bungkusan plak lemak tadi mengalami robekan dan memicu terjadinya pembentukan bekuan darah ( trombus) mendadak yg dikenal sebagai serangan jantung akut. Bila ini terjadi, maka diperlukan penanganan secara emergensi. Dlm keadaan serangan jantung, bekuan penyumbat tadi harus segera dikeluarkan utk mencegah kerusakan otot jantung yg luas yg dpt berakibat kematian.
Proses ini disebut IKP primer: pasien segera dibawa ke ruang tindakan kateterisasi. Pengeluaran bekuan darah alias trombus inilah yg dilakukan dgn penyedotan. Penyedotan bekuan dpt dilakukan secara manual dgn memasukkan selang plastik khusus (disebut kateter) ke dlm pembuluh jantung. Cara manual ini banyak kelemahan terutama bila ukuran dan jumlah bekuan cukup besar, maka akan banyak sisa bekuan yg tertinggal.
Oleh karena itu diciptakanlah alat penyedot otomatis (mekanik) seperti dlm video yg banyak beredar belakangan ini. Alat dua jenis alat penyedot yaitu Angiojet dan Megavec. K arena memakai mesin maka jumlah bekuan darah yg dpt disedot sangat banyak dan bersih dan bekuan liar yg lari ke cabang2 pembuluh lain dpt dicegah.
Setelah bekuan bersih, sumbatan lemak keras yg ada (plak aterosklerosis) dipecahkan dgn balon dan dilanjutkan dgn pemasangan ring/stent atau cincin jantung . Cincin jantung akan mencegah kolapsnya pembuluh koroner dan mencegah tumbuh kembalinya tumpukan plak lemak.
Jadi tdk benar bahwa plak lemak yg keras bisa disedot dan tdk perlu pemasangan cincin jantung. Yg bisa disedot adalah bekuan darah segar yg menyumbat akibat lecet/sobeknya bungkus pelapis plak (plaque)
Proses penangan PJK yg kedua adalah yg terencana (elektif). Sebagai tambahan penyedotan bekuan ini bisa dilakukan di pembuluh darah kaki dan pd bbrp kasus di pembuluh darah otak pada kasus stroke akut dgn tujuan yg sama: menghilangkan sumbatan akut.
Pasien yg terdiagnosis PJK dari pemeriksaan awal seperti treadmil test atau CT angio koroner, dilakukan pemeriksaan kateterisasi jantung utk klarifikasi. Bila terdapat sumbatan bermakna maka dilakukan upaya awal membuka plak lemak dgn balon.
Seringkali plak lemak ini keras seperti batu karang. Utk memecahnya diperlukan pengeboran (rotablation) dgn mata intan ukuran diameter mulai 0.75 mm sd 2 mm dgn kecepatan 200.000 rpm.
Bisa dibayangkan betapa kerasnya jenis plak lemak seperti ini.
Setelah plak lemak pecah, dilanjutkan dgn pembalonan dan pemasangan ring.
Jadi tdk benar bahwa ada alat yg bisa langsung menyedot dan membersihkan lemak seperti yg beredar dlm bentuk animasi belakangan ini. Apalagi yg sekeras batu karang tadi.
Mudah2an ulasan ini membantu klarifikasi apa yg sdg ramai di media sosial
By: Muhammad Yamin (Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan di FKUI/ RSCM)
Mana yang benar?
SELAMAT MERENUNG